Dunia livestreaming tengah mengalami evolusi besar-besaran, dan Bigo Live berada di garis depan tren tersebut. Platform ini, yang dikenal luas karena fleksibilitas dan sistem monetisasi langsungnya, kini mulai diramaikan oleh kehadiran virtual host—kreator konten yang tampil dalam bentuk avatar digital, digerakkan oleh manusia atau bahkan sepenuhnya dikendalikan oleh teknologi AI.
Fenomena ini tidak hanya menarik perhatian pengguna setia Bigo Live, tetapi juga komunitas digital yang lebih luas, termasuk VTuber, kreator metaverse, dan pelaku industri hiburan digital. Lalu, apa sebenarnya yang membuat virtual host di Bigo Live menjadi tren baru yang patut diperhitungkan?
Apa Itu Virtual Host?
Virtual host adalah figur digital—biasanya berbentuk karakter 2D atau 3D—yang muncul di layar sebagai pengganti wajah asli kreator. Mereka bisa digerakkan secara langsung menggunakan teknologi motion capture, atau digerakkan secara otomatis oleh AI generatif yang merespon input suara dan teks.
Di Bigo Live, virtual host mulai bermunculan di berbagai kategori livestreaming: mulai dari talkshow, gaming, nyanyi, hingga edukasi ringan. Dengan tampilan karakter lucu, futuristik, atau menyerupai anime, virtual host memberikan warna baru pada dunia livestreaming yang sebelumnya didominasi interaksi manusia secara langsung.
Kenapa Virtual Host Mulai Diminati?
Beberapa alasan utama di balik popularitas virtual host antara lain:
Privasi dan Keamanan: Banyak kreator ingin menjaga identitasnya. Dengan avatar digital, mereka bisa tetap berkarya tanpa takut terekspos.
Daya Tarik Visual: Avatar yang menarik secara visual punya potensi besar untuk menarik penonton, terutama generasi muda yang tumbuh bersama kultur pop digital.
Fleksibilitas Brand Persona: Kreator bisa membangun karakter dengan kepribadian unik, yang bisa menjadi merek dagang mereka di dunia digital.
Perkembangan Teknologi AI dan VTuber Tools: Tools seperti VTube Studio, Live2D, Animaze, dan bahkan AI voice generator seperti ElevenLabs atau VoiceMod membuat proses ini semakin mudah dijangkau.
Dukungan Bigo Live untuk Virtual Host
Menyadari tren ini, Bigo Live mulai memberikan dukungan teknis yang lebih baik untuk para kreator virtual. Beberapa pembaruan yang mereka lakukan meliputi:
Peningkatan bitrate streaming dan kompatibilitas dengan software pihak ketiga.
Fitur penyesuaian green screen virtual untuk tampilan avatar lebih profesional.
Dukungan dalam event komunitas khusus VTuber dan avatar creator.
Di masa depan, kabarnya Bigo juga tengah mengembangkan fitur avatar bawaan yang memungkinkan pengguna menjadi virtual host tanpa perlu software tambahan.
Monetisasi dan Keuntungan Virtual Host
Hal menarik lainnya adalah bahwa virtual host ternyata tidak kalah dalam hal pendapatan. Bahkan, banyak kreator yang mampu menghasilkan lebih banyak diamond dan gift karena karakter unik mereka lebih menonjol di antara host biasa.
Virtual host juga membuka potensi bisnis lain seperti:
Merchandise digital dan fisik (kaos, stiker, NFT).
Layanan eksklusif seperti voice note custom dari karakter mereka.
Sponsorship dari brand-brand game, teknologi, atau produk digital.
Bigo Live pun tidak ketinggalan menyediakan campaign khusus untuk host virtual, misalnya melalui leaderboard khusus atau insentif konten kreatif yang menonjol secara visual.
Tantangan Menjadi Virtual Host
Namun, bukan berarti menjadi virtual host bebas hambatan. Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:
Biaya awal untuk membangun avatar (bisa mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah).
Kebutuhan perangkat kuat agar streaming berjalan mulus tanpa lag.
Kurangnya koneksi emosional jika tidak pandai membangun persona yang engaging.
Regulasi dan etika seputar penggunaan suara dan identitas digital, apalagi jika melibatkan AI yang bisa meniru suara orang lain.
Virtual Host vs Host Manusia: Persaingan atau Kolaborasi?
Pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah virtual host akan menggantikan host manusia? Jawabannya lebih ke arah kolaborasi daripada kompetisi.
Banyak kreator yang justru menggabungkan keduanya, misalnya tampil sesekali sebagai manusia dan sesekali sebagai avatar, tergantung audiens dan jenis konten. Di sisi lain, penonton juga senang melihat keragaman konten di platform seperti Bigo Live—ada yang suka keaslian ekspresi manusia, ada juga yang tertarik dengan visualisasi kreatif ala avatar.
Komunitas dan Masa Depan Virtual Host di Indonesia
Indonesia termasuk negara yang sangat responsif terhadap tren digital seperti ini. Banyak kreator lokal mulai membentuk komunitas VTuber atau virtual host di Telegram, Discord, hingga TikTok. Beberapa bahkan mulai berkolaborasi lintas platform seperti menggabungkan Bigo Live dengan konten YouTube atau Instagram Reels.
Dengan pasar yang luas dan kreator yang semakin inovatif, virtual host bisa jadi akan menjadi arus utama dalam beberapa tahun ke depan, bukan sekadar tren sesaat.
Kesimpulan
Virtual host bukan hanya soal menyembunyikan identitas, tapi soal mengekspresikan kreativitas digital dengan cara baru. Bigo Live, sebagai platform yang mendorong inovasi di dunia livestreaming, telah membuka pintu bagi kreator dari berbagai latar belakang untuk ikut ambil bagian dalam revolusi ini.
Jika kamu tertarik menjadi host tapi tidak nyaman tampil di depan kamera, atau punya konsep karakter yang unik, ini saat yang tepat untuk mencoba jadi virtual host di Bigo Live. Masa depan konten livestreaming kini tak hanya berada di depan kamera—tapi juga di balik kode, grafik, dan suara sintetis yang menciptakan dunia digital baru yang penuh kemungkinan.